Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung menggulirkan wacana taman di Jakarta dibuka 24 jam. Wacana ini juga menuai respon bermacam- macam dari masyarakat.
Ada pula Pramono berkata taman- taman yang infrastrukturnya telah siap hendak dibuka sepanjang 24 jam. Misalnya, kata ia, taman Literasi Martha Tiahahu, Banjir Kanal Timur, serta taman Langsat Jakarta Selatan.
” Kami hendak membuka taman- taman di Jakarta yang secara infrastrukturnya telah siap. Semacam taman Literasi, taman Langsat,” kata Pramono usai menggelar syukuran kemenangannya di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Jumat( 31/ 1/ 2025).
Pada sesi dini, hendak terdapat 5 taman di Jakarta yang diprioritaskan buka 24 jam. Baginya, infrastruktur pendukungnya dinilai telah mencukupi.
” Mengapa baru 5, sebab kami telah memandang dari yang terdapat itu nyatanya baru 5 ini infrastrukturnya siap, terdapat sarana transportasi publiknya yang setelah itu mudah buat dijangkau. Setelah itu di taman itu terdapat tempat buat mengekspresikan tempat berjumpa serta sebagainya,” jelasnya
Ada pula pengelolaannya mengaitkan 2 industri melalui program Corporate Social Responsibility( CSR). Nantinya keamanan, kenyamanan, hendak dicermati.
” Nanti dicoba kerja sama dengan 2 industri CSR, sehingga mereka yang bersama- sama dengan pemerintah Jakarta bertanggung jawab melindungi keamanan, kenyamanan, kemudahan,” tuturnya.
Apakah masyarakat sepakat dengan rencana pembukaan taman 24 jam? Baca taman berikutnya.
Masyarakat Takut Kemampuan Kriminalitas
Salah seseorang masyarakat, Yusuf( 40) berkata, operasional taman sampai 24 jam butuh akumulasi keamanan, semacam petugas yang berjaga sampai Kamera pengaman. Ia takut bila taman dibuka sepanjang 24 jam malah dijadikan posisi kegiatan negatif yang menuju ke tindak kriminal.
” Jika dapat jaga keamanan sih, tidak permasalahan. Terus infrastruktunya, paling utama penerangan,” kata Yusuf ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Pekan( 2/ 2/ 2025).
” Sebab jika telah malam, sepanjang ini, umumnya kerap jadi tempat nangkring, takutnya jika 24 jam, jadi tempat nangkring yang ngarah ke kriminal. Jika petugasnya jaga terus, terdapat Kamera pengaman, ya bagus,” katanya.
Bagi Yusuf, bila keamanan taman dapat terpelihara, ia mau mengajak keluarga ke taman pada malam hari.” Ya, tetapi bisa jadi tidak hingga malem banget, jam 8- 9( malam), merasakan berolahraga malam lah,” ucapnya.
Masyarakat lain, Martin( 32), pula menyoroti permasalahan keamanan bila taman dibuka sepanjang 24 jam. Ia berkata taman berpotensi jadi posisi kejahatan bila aspek keamanan diabaikan.
” Sesungguhnya sih ya fine- fine aja, tetapi kan yang berarti terdapat pengawasan yang ketat. Sebab jika itu khawatir jadi kejahatan kan, jika lampunya kurang, pengawasannya kurang,” ucapnya.
Walaupun apabila benar taman dibuka 24, jam, Martin tidak hendak mendatangi taman di malam hari. Rutinitas pekerjaan Martin yang memakan waktu hendak buatnya berpikir 2 kali buat ke taman.
” Jika aku sih tidak sebab kembali udah malam, ya olahraganya pagi doang serta jika libur aja,” katanya.
Masyarakat lain, Irena( 33), mengaku masih bingung menimpa rencana taman dibuka sampai 24 jam. Bagi Irena, selaku bunda rumah tangga, ia tidak mempunyai kebutuhan buat berangkat ke taman pada malam hari.
” Jika aku sih 50: 50 ya, sebab aku tidak berkebutuhan yang wajib ke taman 24 jam, terlebih malam ya, jika ibu- ibu semacam aku. Aku individu, sebab aku ibu- ibu serta ajak main anak, kayanya tidak wajib hingga malam,” katanya.
Ia pula memohon supaya aspek keamanan bisa dicermati bila taman dibuka 24 jam. Khawatirnya, taman hendak disalahgunakan bila keamanan tidak dicermati.
” Ya bisa jadi keamanan ya, penjagaan bisa jadi ya, kan tidak ketahui pula jika malam itu terdapat apa,” ucapnya.
Masyarakat Pilih Tak Pergi Ke Taman Saat Malam
Salah seseorang masyarakat bernama Clara( 22) mengaku memilah olahraga pada malam hari di sarana berolahraga semacam zona Gelora Bung Karno( GBK). Ia tidak hendak berangkat ke taman pada malam hari semacam di taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, walaupun dibuka 24 jam.
” Tidak, sih, jika saya mending berolahraga joging di GBK. Jadi ya jika malem mending ke tempat yang udah proper aja, yang udah terdapat fasilitasnya aja,” kata Clara kala ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Pekan( 2/ 2/ 2025).
Clara enggan berangkat dikala malam hari lantaran banyak nyamuk. Perihal itu membuat atmosfer taman jadi kurang aman.
” Serta jika malem kan banyak nyamuk, ini kan banyak tumbuhan,” ucapnya.
Selaras, masyarakat lain bernama Deni( 32) pula tidak hendak berangkat ke taman pada malam hari. Ia pula menyoroti aspek keamanan taman bila dibuka sepanjang 24 jam.
Baginya, sarana yang kurang mencukupi semacam penerangan berpotensi memunculkan kejahatan. Ia memohon pemerintah mencermati segi keamanan.
” Jika aku mah tidak lah. Ingin mengapa? Jika udah malem, terlebih jika hingga jam 12 ke atas. Jika misal berolahraga jam 12 ke atas ingin mengapa,” katanya.
” Tidak jika aku, terlebih jika malem itu hitam, kan rawan kejahatan. Ya wajib ditambah keamanannya, jika terdapat yang kumpul- kumpul, misalnya, mabuk- mabukan gitu, ya petugasnya wajib berani negur serta usir,” ucapnya.
Sedangkan itu, orang dagang minuman di Lapangan Banteng, Abdul( 42), mengaku tidak hendak berdagang sampai larut malam walaupun taman dibuka 24 jam. Ia berkata, pada jam tersebut, mungkin besar suasana taman telah hening wisatawan.
” Ya tidak, kan hening, kita kan dagang cari orang, jika hening ya mending kembali,” katanya.
Harapan Masyarakat Jika Taman Buka 24 Jam
Masyarakat berharap taman nantinya tidak dijadikan tempat tidur tunawisma semacam di luar negara.
” Keamanan, kebersihan, serta penerangan, paling utama jika malem, diperhatiin. Jangan hingga jika malem tempat duduk terpakai buat tempat tidur. Seperti di luar negara itu kan dimanfaatkan oleh para tunawisma lah ya itu buat tidur serta istirahat,” kata salah satu wisatawan taman Literasi Martha Tiahahu, Blok Meter, Jakarta Selatan( Jaksel), Satrio( 58), Pekan( 2/ 2/ 2025).
Ada pula taman Literasi merupakan salah satu taman yang direncanakan hendak dibuka 24 jam oleh Pramono. Tidak hanya itu, terdapat 4 taman lain yang rencananya buka 24 jam.
Buat itu, Satrio menganjurkan supaya terdapat penjaga keamanan yang berjaga dikala malam hari. Penjaga keamanan itu wajib berpatroli pada malam hari buat menghindari perihal tidak di idamkan terjalin.
” Butuh butuh sekali, itu yang berarti butuh terdapat patroli sih sesungguhnya. Jika tidak tempat- tempat yang kurang cerah rawan,” tuturnya.
Walaupun begitu, ia berkata hendak berkunjung bila nantinya taman ini sudah dibuka 24 jam sebab kawasan Blok Meter ialah tempat yang ramai.
” Nyatanya sih( hendak berkunjung malam hari), nyatanya ya, paling utama wilayah ini kan hidup banget ya. Blok Meter ini,” ucapnya.
Tidak hanya itu, masyarakat bernama Rama( 34) berharap aspek keamanan semacam lampu sampai Kamera pengaman ditambah supaya dapat menghindari hal- hal yang tidak di idamkan.
” Penerangan bisa jadi kali ya jika malam. Iya itu pula salah satunya. Kamera pengaman yang dapat jangkau seluruh sudut ya, sama lampu lah yang berarti,” kata Rama.
Pada intinya, Rama menunjang rencana beberapa taman di Jakarta buka 24 jam. Karena, baginya, taman itu merupakan ruang buat publik.
” Ya bagus lah( buka 24 jam). Boleh lah. Ruang publik pula kan ini ya, jadi bagus lah,” katanya.
Sedangkan itu, Satrio( 58), berkata aspek keamanan wajib ditambah bila rencana tersebut hendak diwujudkan.
” Ya penerangan, keamanan, kebersihan, tentu kaitannya dengan wc serta sebagainya, tercantum pula musala. Itu yang wajib dilindungi. Sebab kelemahanannya jika kaitannya dengan sarana universal, paling utama terpaut dengan fasum ya, serta fasos. Wc, utama serta keamanan. Kamera pengaman iya seluruh macem sebab 24 jam di Jakarta kita tidak ketahui,” kata Satrio.
Satrio berkata, bila beberapa taman di Jakarta hendak buka 24 jam, semacam di luar negara. Terlebih lagi buat taman Literasi, ia meyakini hendak ramai di malam hari.
” Jika secara ini ya, taman di Jakarta ini kan banyak ya, maksudnya memiliki ciri tiap- tiap lah ya. Jika dengan Blok Meter, 24 jam tentu hendak senantiasa ramai sebab ini banyak sentral transportasi,” sebutnya.
” Seperti taman- taman di luar negara ya. Yang berarti merupakan tingkatan keamanan merupakan sesungguhnya,” tambah ia.
Perihal seragam di informasikan oleh Imam( 30), yang memohon supaya aspek keamanan, semacam penerangan serta Kamera pengaman, ditambah bila taman ini dibuka 24 jam. Perihal itu buat menghindari taman jadi tempat terbentuknya kejahatan ataupun perihal kurang baik yang lain.
” Jika memanglah 24 jam tidak permasalahan aja sih, cuman memanglah wajib dicermati aja sangat keamanan, kebersihan, penggunanya khawatir nanti terdapat ya gimana jadi tempat yang kurang baik,” sebutnya.
Tidak hanya itu, Imam pula berharap hendak banyak kegiatan yang terdapat di taman Literasi ini nanti buat mendukung taman yang buka 24 jam. Perihal itu supaya nantinya wisatawan taman malam hari tidak cuma semata- mata nangkring saja.
” 24 jam sepatutnya tambah penerangan serta Kamera pengaman, jika terdapat event- event pula banyakin harusnya,” kata ia.