Penemuan dokter Unit gawat darurat di Florida belum lama disorot lantaran seseorang penderita kedapatan mempunyai ratusan telur cacing pita di dalam badannya. dokter Sam Ghali menyebut perihal itu dipicu oleh santapan babi mentah.
Penderita dikenal komsumsi daging babi separuh matang yang masih memiliki larva cacing pita. Tidak disangka, larva cacing menetas masuk ke jaringan badan sampai membentuk kista di badan penderita.
Spesialis penyakit dalam dokter Aru Ariadno, SpPD, KGEH, menyebut keadaan ini memanglah rentan terjalin dikala seorang komsumsi daging yang tidak ataupun kurang matang. Tidak cuma daging babi, tipe daging sapi giling, ayam, serta unggas lain pula hendaknya dihindari disantap dalam keadaan kurang matang.
” Terdapat mungkin daging separuh matang memiliki kuman maupun parasit. Sebagian daging yg hendaknya dihindari dimakan separuh matang merupakan daging sapi giling, daging ayam, daging bebek serta daging babi,” tuturnya kepada detikcom Sabtu( 25/ 1/ 2024).
” Daging sapi giling dikhawatirkan tercemar oleh perlengkapan penggiling- nya yang bisa jadi tercemar kuman, ayam serta bebek pula apabila proses pembersihan serta penyimpanannya yang tidak baik. Daging babi semacam dikenal mempunyai parasit cacing pita yang hidup di daging babi, apabila termakan hendak menimbulkan penyakit cacing pita pada manusia,” sambung ia.
Akibatnya tidak main- main, cacing pita yang termakan bisa membentuk kista, semacam yang terjalin pada penderita di Florida, AS. Keadaan ini diucap sistiserkus, dikala kista tercipta sewaktu larva cacing masuk ke dalam jaringan badan tercantum otot, otak, sampai mata.
” Sistiserkosis merupakan penyakit yang diakibatkan oleh peradangan cacing pita. Penyakit ini bisa menimbulkan bermacam indikasi, semacam sakit kepala, kejang, serta kebimbangan apabila melanda otak. Dapat menimbulkan kebutaan apabila menimpa mata,” wanti- wantinya.
dokter Aru pula menegaskan kontaminasi santapan tidak cuma terjalin dikala komsumsi daging mentah. Berarti pula buat mencermati perlengkapan masak yang bersih, tidak memakai talenan maupun pisau yang sama buat mencerna daging berbeda serta yakinkan senantiasa kebersihannya.
